Sabtu, 27 Agustus 2011

Berbagai Fenomena Alam Dalam Al-Quran

Jika beberapa teori mengenai kejadian bumi digabungkan, maka secara hipotetis dapat dikatakan bahwa kejadian bumi itu melalui enam tahap:
gas – archeicum – eozoicum – paleozoicum – mesozoicum dan neozoicum.
Dalam surat Fushilat: 9-7, Al-Quran menyatakan enam tahap penciptaan bumi ini.
...
Kita mengenal Carolus Linnaeus sebagai tokoh pertama yang mempraktekan pengklasifikasian, terutama dalam biologi.
Dalam Al-Quran (24:45) kita membaca pemakaian prinsip klasifikasi seperti ini untuk hewan (dabbah).
...

Teori Bergeron mengenai hujan kira-kira mengatakan bahwa titik uap air berukuran lebih kurang 1/1000 cm (yang membentuk awan cumulus) pada ketinggian tertentu bersuhu di bawah titik beku dan mengalami kejenuhan. Jika ada yang telah menjadi kristal es, maka uap dingin-jenuh akan segera mnempel pada kristal es itu hingga membesar, kemudian turun dan membekukan uap air dibawahnya secara berantai . Karena adanya gerakan udara, kristal-kristal es yang membesar itu mencair dan turun sebagai tetesan hujan. Teori ini mirip dengan kandungan Q.S. 24:43.

Terdapat berbagai teori mengenai awal dan akhir kejadian alam semesta. Yang mendekati informasi Al-Quran tampaknya adalah teori big-bang (dentuman dahsyat) untuk awal kejadian dan “teori tertutup” (akan mengalami pengkerutan ke kondisi awal) untuk akhir kejadian alam semesta. Q.S. 21:30

Sebagian besar ahli Astrobiologi/ Astrofisika meyakini adanya makhluk biologis selain di pelanet bumi. Mereka membuat proyek penelitian yang sangat mahal mengenai hal ini, diantaranya yaitu SETI (Search for Extra Terrestrial Intelligence). Paling tidak pada surat as-Syuara: 29 al-Quran mengisyaratkan kemungkinan adanya makhluk biologis (dabbah) di langit dan di bumi, dan Allah berkuasa mempertemukan mereka.


Kurang lebih dari 2/3 dari bumi kita ini adalah lautan. Karena, al-Quran banyak berbincang tentang potensi lautan, misalnya sebagai sumber daging (lauk-pauk) yang segar, perhiasan dan sarana transportasi. (Q.S. An-Nahl: 14)


Al-Quran mengumpamakan kehidupan dunia yang fana dan senantiasa berubah ini ibarat air hujan yang diturunkan dari langit dan menumbuh-suburkan tanaman bumi yang diantaranya menjadi makan manusia dan ternak. Jika bumi telah memakai perhiasan dan menjadi indah serta penghuninya mengira bahwa mereka telah menaklukan bumi (dengan teknologinya), maka ketentuan Allah pun datang dan meluluh-lantakan semuanya seakan di waktu kemarin tidak pernah terjadi apa-apa. Q.S. Yunus: 24.

Salah satu temuan mutakhir di bidang fisika adalah teori relativitas yang diajukan Einstein, termasuk di dalamnya relativitas waktu. Dalam al-Quran, paling tidak ada dua ayat yang secara ekspilisit menunjukan adanya relativitas waktu yang mengatakan bahwa satu hari (perjalanan malaikat) bisa sama dengan 1000 tahun bisa juga sama dengan 50.000 tahun menurut perhitungan manusia. (As-Sajdah: 5 dan Al-Ma’aarij: 4)

Temuan mengenai partikel yang lebih elementer dari atom terus berkembang mulai dari temuan proton, neutron, electron hingga quark. Mengenai kemungkinan adanya partikel-partikel seperti ini sejak 14 abad silam telah diisyaratkan Al-Quran pada (10:61 dan 34:3)

Naluri ketuhanan pada manusia, menurut al-Quran (7:172) terjadi karena pada zaman azali mereka telah mengikrarkan kesaksian primordial atas keberadaan Allah sebagai Tuhannya. Namun ketika lahir ke dunia, manusia lupa akan kesaksiannya itu. Karenanya, terjadilah proses pencarian Tuhan dengan kecenderungan menuhankan hal-hal yang bersifat misteri, mengagumkan dan (diyakini) memiliki kekuatan/ energi yang dahsyat (misterium, tremendium, et fascinocum) seperti yang dilakukan Nabi Ibrohim a.s. (terhadap bintang, bulan dan matahari) hingga akhirnya menemukan Tuhan yang sebenarnya. Q.S. 6:75-79

Al-Quran berulang-ulang menasehati manusia agar senantiasa mengamati dan mengkaji berbagai fenomena alam semesta. Dalam surat al-Ghasyiyah: 17-20 desakan untuk mengkaji rangkaian fenomena penciptaan unta, peninggian langit, pemancangan gunung-gunung dan penghamparan bumi, bahkan diungkapkan dalam kerangka memperkuat keyakinan terhadap akhirat (kondisi surga dan neraka).
...
Menurut al-Quran dalam surat an-Nahl: 66 proses pembentukan air pada ternak, terjadi antara kotoran dan darah. Namun hingga kini belum ada mesin buatan yang dapat meniru cara kerja pembentukan air susu pada ternak ini.
...
Teori yang paling kuat mengenai fenomena geologis adalah teori lempeng tektonik. Menurut teori ini, bumi terdiri dari beberapa lempeng yang selalu mengalami pergeseran. Hal ini tentu saja mengakibatkan rangkaian gunung-gunung yang ada dipermukaan bumi turut bergerak. Dalam surat an-Naml: 88 diungkapkan bahwa rangkaian yang kelihatannya diam itu sesungguhnya bergerak seperti pergerakan awan.
...

Di antara tanda kekuasaan Allah adalah beragamnya bentuk dan kualitas rasa berbagai buah-buahan, padahal berada di bumi yang sama. Q.S. Ar-Ra’d: 4
...

Bentuk dan intensitas cahaya matahari dan bulan berbeda. Dalam surat Yunus: 5 hal ini diungkapkan secara terang disertai dengan pernyataan bahwa bulan telah ditetapkan manzilah-manzilah (posisi-posisi)nya, sebagai dasar bilangan tahun dan perhitungannya.
...


sumber: http://www.facebook.com/media/set/?set=a.120708201344330.29217.100002154534129&type=1

1 komentar:

Unknown mengatakan...

lalu, mengapa mereka (Non Muslim?) yang berteori itu, mengapa bukan para pembaca Al Qur'an yang melahirkan teori-teori itu?

Posting Komentar

newer post older post Home