Selasa, 04 Desember 2012

RUFAIDAH BINTI SA’AD

0 komentar

Oleh Indah Wulandari

Perawat Islam Pertama
Sentuhan lembut penuh kemanusiaan menjadi penyemangat para mujahid yang terluka. Masa-masa peperangan di masa Rasulullah SAW tak hanya melahirkan para lelaki Muslim yang tangguh, tapi juga seorang mujahidah andal. Dialah Rufaidah binti Sa’ad. Nama lengkap tokoh ini adalah Rufaidah binti Sa’ad al-Bani Aslam al-khazraj. Pengabdiannya sangat besar saat perang Badar, Uhud, dan Khandaq berkobar. Keahlianya di bidang ilmu keperawatan membuat hatinya terpanggil untuk menjadi sukarelawan bagi korban yang terluka akibat perang.
Dia juga mendirikan rumah sakit lapangan yang amat membantu  para mujahid saat perang. Semangat Rufaidah membuat Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.
Keahlian Rufaidah menitis dari sang ayah yang berprofesi sebagai dokter. Sedari kecil dia sering kali membantu merawat orang sakit. Rufaidah yang tinggal di Madinah ini sebenarnya terlahir dari Yathrib. Dia termasuk kaum Anshor, golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Di saat kota Madinah berkembang pesat, dia membangun tenda di luar Mesjid Nabawi.
Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat. Kelompok ini mengambil peran penting dalam perang Khaibar. Mereka meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran serta merawat mujahid yang terluka. Tercatat pula dalam sejarah perang Khandaq, Sa’ad bin Ma’adh yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga pulih. Momen ini dikenang sebagai awal mula dunia medis dan dunia keperawatan. Tak hanya merawat orang sakit atau terluka, dia juga menaruh perhatian pada kegiatan sosial. Dalam hal ini, dia memberi layanan kesehatan kepada anak yatim dan penderita gangguan jiwa. Layanan ini dilakukan dengan tulus dan penuh pengabdian.

Perawat Profesional
Menurut Profesor Dr Oman Hasan Kasule Sr dalam karya tulisnya yang dipersentasikan dalam sebuah forum ilmiah di Brunei Darussalam, November 1998 silam, Rufaidah adalah perawat profesional pertama di masa sejarah Islam.
Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriyah (abad ke-8 Masehi). Kasule menggambarkannya sebagai perawat teladan, baik, dan selalu berempati kepada siapa saja yang sedang kesusahan. Rufaidah juga dikenal sebagai pemimpin, organisator, serta mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Berbekal pengalaman klinisnya yang begitu luas, ia tak segan membagi ilmu kepada perawat lain. Lebih lanjut, Kasule mengatakan, Rufaidah tak hanya melaksanakan peran keperawatan dalam aspek klinis, tapi juga melaksanakan peran komunitas dengan berupaya memecahkan masalah sosial yang berpotensi memunculkan berbagai macam penyakit.
“Rufaidah adalah perawat kesehatan masyarakat sekaligus pekerja sosial yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam,” ujar dia.
Rufaidah menurut Kasule, juga seorang pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama di dunia Islam. Dia juga merupakan penyokong advokasi mengenai pencegahan penyakit dan pentingnya penyuluhan kesehatan.
Dalam sejarah Islam, tercatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah. Sebut saja misalnya ummu Ammara, Aminah binti Qays al-Ghifariyat, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Di masa sesudah Rufaidah, ada pula beberapa perawat muslim yang terkenal sebagai perawat, di antaranya Ku’ayibat, Aminah binti Qays al-Ghifariyat, Ummu Atiyah al-Anshariyat, Nusaibat binti Ka’ab al-Maziniyat, dan Zainab. Nama yang disebut paling akhir adalah ahli dalam penyakit dan bedah mata.

Sumber Republika (Dialog Jum’at), Jum’at 7 Oktober 2011

newer post

MADRASAH

0 komentar
Madrasah didirikan sebagai tempatb belajar-mengajar ilmu-ilmu Islam. Pada abad ke-10 dan 11, madrasah dimaksudkan terutama untuk mengajarkan ilmu-ilmu keislaman termasuk ilmu fiqih, filasafat, dan sastra. Namun kini, fungsi madrasah bersifat mendua. Walau semula dibentuk sebagai lembaga pengajaran pengetahuan Islam pada jenjang yang lebih tinggi –berbeda dengan kuttab dan maktab yang merupakan tempat belajar anak-anak di Timur Tengah—istilah madrasah kini lazim digunakan untuk menyebut sekolah dasar ilmu Alquran.
Sebelum ada madrasah, lembaga pendidikan yang pertama kali dikenal dalam sejarah Islam adalah mesjid. Ada istilah mesjid jami’ (mesjid besar) yang memiliki beberapa lingkaran studi (halaqah), seperti dar, bait, dan khizanah. Ketiganya merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyebut perpustakaan. Institusi lain yang mirip dengan madrasah adalah ribath, khangah, zawiyah, turbah, dan duwairah. Seluruhnya merupakan model sekolah keagamaan pada abad pertengahan.
Awalnya, proses belajar-mengajar di madrasah dikaitkan dengan mesjid. Tahap berikutnya, sistem khangah mesjid berkembang menjadi penginapan para santri. Tahap terakhir adalah pembentukan madrasah sebagai institusi yang berdiri sendiri. Sebuah madrasah merupakan bangunan yang digunakan untuk belajar sekaligus tempat tinggal para guru dan murid. Biasanya, perpustakaan dibangun berdekatan dengan madrasah.
Untuk operasionalnya, madrasah memperoleh subsidi dari sumber-sumber pendapatan yang permanen, seperti hasil sewa tanah di perkotaan dalam bentuk wakaf. Dalam rentang waktu yang cukup panjang, terdapat  tumpang tindih antara fungsi mesjid dan madrasah. Mesjid-mesjid tradisional tetap menjadi tempat belajar meski banyak madrasah telah didirikan.
Sedangkan, istilah madrasah juga berarti ruangan di dalam mesjid yang dipergunakan untuk belajar mengajar. Di Makkah misalnya, madrasah dibangun disamping mesjid-mesjid besar.
Di kalangan muslim-muslim India,madrasah-madrasah didirikan untuk pendidikan tingkat tinggi yang menghasilkan pegawai negeri dan pegawai kehakiman. Sementara di Indonesia, membicarakan madrasah berarti harus menyebut pula pondok pesantren, sebuah sistem pendidikan yang umumnya menyebar di Malaysia, khususnya di daerah Kedah dan Kelantan, juga di Thailand Selatan.
Kata pondok berasal dari bahasa arab, funduq, yang berarti penginapan. Sedangkan pesantren berasal dari kata santri yang berarti murid agama. Para santri tinggal di asrama-asrama pondok, memasak makanan dan mencuci pakaian mereka sendiri. Ada pesantren yang santrinya khusus perempuan atau laki-laki. Ada pula pesantren yang muridnya terdiri atas laki-laki dan perempuan, namun tempatnya dipisah.
Di pesantren, terdapat guru utama yang dikenal dengan sebutan kyai. Para kyai inilah yang memainkan peranan penting dalam perkembangan dunia pesantren di Indonesia. Biasanya, pesantren mengalami kemunduran bila kyainya wafat.
Di Singapura, terdapat puluhan sekolah Islam dan madrasah. Sejak 1971, sekolah ini mengajarkan matematika, sains, dan bahasa Inggris. Para murid pun diperbolehkan mengambil ujian yang sama dengan siswa-siswa yang berasal dari sekolah umum.
Madrasah-madrasah ini memiliki hubungan dengan Timur Tengah dan keberhasilan murid-murid mereka diukur dari diterima atau tidaknya mereka belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, atau lembaga pendidikan lainya di Timur Tengah.
Madrasah atau pondok pesantren juga ada di Thailand. Saat ini, pondok-pondok pesantren di sana ada di bawah kendali negara. Campur tangan pemerintah yang makin jauh terhadap kurikulum pesantren justru mendorong para santri belajar ke negara-negara Timur Tengah. Merekalah yang kemudian menjadi perantara masuknya pengaruh Islam dari luar ke Thailand. ▪ ed: wachidah handasah

Sumber: Republika (Dialog Umat), Jum’at, 7 Oktober 2011
newer post

Rabu, 19 September 2012

Empat Permata

0 komentar

Rasulillah bersabda:
أربعة جوا هر فى جسم بنى آدم يزيلها أربعة أشياء أما جواهر فالعقل و الدين و الحياء و العمل الصالح فالغضب يزيل العقل و الحسد يزيل الدين و الطمع يزيل الحياء و الغيبة تزيل العمل الصالح
“Ada empat permata pada diri anak Adam yang dapat dihilangkan dengan empat perkara lainnya. Keempat permata tersebut adalah:
1.       Akal;
2.       Agama;
3.       Haya’/rasa malu; dan
4.       Amal shalih.
Kemarahan dapat menghilangkan akal (sehat),
Hasud (dengki) dapat menghilangkan agama,
tamak dapat menghilangkan haya’ (rasa malu),
dan ghibah (mengumpat) dapat menghilangkan amal shalih.”
Akal adalah permata rohani ciptaan Allah yang dilekatkan pada diri manusia, sehingga manusia bisa mengetahui perkara yang haq dan yang bathil.
Agama adalah aturan Allah yang mengajak orang yang berakal sehat untuk menerima segala yang dibawa oleh Rasulullah .
Hasud adalah mengharapkan lenyapnya kenikmatan yang ada pada orang lain.
Berkaitan dengan perihal hasud, Rasulullah bersabda:
اياكم و الحسد فإن الحسد يأكل الحسناة كما تأكل النار الخطب
“Jauhilah oleh kalian hasud, karena hasud dapat menghapus (pahala) kebaikan sebagaimana api membakar kayu.” (HR. Abu Dawud)
Sedangkan ghibahadalah menyebut-nyebut kejelekan orang laindi belakangnya dan kejelekan itu memeang betul adanya. Apabila kejelekan yang disebut-sebut tidak ada padanya, maka itu berarti tuduhan dusta. Jika menyebut-nyebut kejelekan orang lain itu  dilakukan dihadapannya, itu disebut memaki.
newer post

Jumat, 31 Agustus 2012

0 komentar
Jika kita mendengar “hacker”, bayangan kita tertuju pada penyusup/peretasprogram komputer dan internet untuk kemudian mencuri data penting dan mengomersialkannya. Namun tidak semuanya jahat, ada pula yang meretas sekadar menguji kekuatan jaringan. Berikut lima peretas paling terkenal di dunia berdasarkan kiprahnya selama ini:



1. Owen Walker



Remaja Selandia Baru ini adalah otak dibalik jaringan peretas internasional, yang membobol jaringan komputer Unversitas Pensylvania dengan kerugian 26 juta dolar Atau Rp 234 milyar! Meski tidak pernah belajar secara formal (sejak umur 13 tahun ikut homeschooling dan termasuk penderita autisme), Owen akhirnya ditangkap FBI di usianya yang ke-18. Selepas dipenjara, Owen kemudian direkrut anak perusahaan operatorseluler Telstar, Telstar Clear, sebagai konsultan keamanan jaringan.
 2.    Chris Putnam


Dia mengawali semuanya di Facebook. Pada tahun 2005, Chris membuat virus XXS Worm yang menjebak pengguna Facebook sehingga tampilan profilnyajadi seperti profil di situs jejaring pesaingnya, My Space. Chief Operating Officer Facebook kala itu, Dustin Moscovitz, langsung mendeteksi ulahnya dan sekadar memberi peringatan keras. Namun selang setahun kemdian, Chris yang dropout dari Georgia Southern University ini ditawari kerja oleh Dustin dan kini jadi salah satu ahli komputer andalan Facebook.
 3.    Kevin Lee Voulsen


Dia sering disebut-sebut sebagai peretas terbaik Amerika. Siang hari dia bekerja untuk SRI International, tetapi malam hari dia menyusup jaringan dengan nama samaran Dark Dante,. Yang canggih, dia bisa mengatur sebuah kuis telefon, sehingga panggilan ke-102 berasal darinya guna memenangkan mobil Porsche 944 S2. Kejahatannya di dunia maya sangat banyak, hingga akhirnya dia ditangkap FBI pada April 1991dan dipenjara 51 bulan. Selepas dikurung, dia menjadi jurnalis dan editor untuk media teknologi informasi dunia bergengsi, Wired., dan ikut aktif memerangi peretas jahat yangmeretas demi kepentingan pribadi.
 4.    Jeff Moss


Dengan nama dunia maya Dark Tangent, Jeff merupakan pendiri perusahaan konsultan keamanan jaringan ternama, Black Hat. Dia juga inisiator konferensi peretas dunia terbesar, DEF CON. Awal karirnya bermula dari banyaknya permintaan perusahaan kepada Jeff untuk menguji ketangguhan jaringannya. Alumnus Ilmu Kriminzl Gonzaga University ini kemudian sempat jadi konsultan keamanan Barack Obama. Sejak 28 April 2011, Jeff diangkat jadi Chief Security Officer ICANN yakni lembaga pengelola internet terbesar tingkat dunia.
 5.    Johnny Chung Lee



Dia terkenal sebagai developer Kinect, sebuah teknologi berbasis gerakan, dengan gelar doktoralyang diperolehnya dari Carnegie Melon University. Sebelumnya, dia dikenal sebagai pembobol Wii Remote atas ulahnya mencuri data penting Nintendo Wii yang tengah mengembangkan bisnisnya di tahun 2008. Selepas itu Jhonny bergabung dengan Microsoft, dan kini bekerja sebagai teknisi Google. (Erwin Kusumah dan Tim www.cerkasbdg.com) ***

Sumber: Pikiran Rakyat, Kamis 8 Desember 2011.

newer post

Dewan Kyai Pondok Pesantren Al-Mujtahidin Ciamis

0 komentar




newer post

Logo Pondok Pesantren Al-Mujtahidin Ciamis

0 komentar



newer post

Rabu, 18 Juli 2012

PEPERTELAAN HAID, NIFAS, SARENG ISTIHADLOH (BAGIAN 3)

0 komentar
BAB 4
PEPERTELAAN NIFAS

Anu ngaran nifas nyaeta kaluar darah dina saba’da ngalahirkeun.
Ari pangsaeutikna jaman nifas nyaeta sakecretan darah, ari ghalibna jaman nifas nyaeta 40 poe, sedengkeun panglamina jaman nifas nyaeta 60 poe.
Tah ieu hukum teh panetepan Imam Syafi’i kalayan hasil istiqro’ (panalitian) di jaman istri-istri urang arab kapungkur.

BAB 5
PEPERTELAAN ZAMAN SUCI

Zaman suci pangsakedapna 15 poe 15 peuting, saumpama kaluar darah sateuacan 15 poe 15 peuting eta lebet kana istihadloh.
Ieu ukuran 15 poe 15 peuting teh upama ngetang kana jaman antara haid sareng haid deui, da saumpami ngetang antara haid sareng nifas, atawa antara nifas sareng haid, atawa nifas sareng nifas, aya kamumkinan jaman suci kurang tina 15 poe 15 peuting.
Conto:
1.    Antara haid sareng nifas;
Umpama istri nuju hamil haid (sabab terkadang aya istri anu hamil haid) nembe tujuh dinten, tina saba’da haid tuluy ngalahirkeun, tuluy nifas, atuh jaman sucina ngan tujuh dinten.

2.    Antara nifas sareng haid;
Istri nifas saba’da 60 dinten saat, kakara oge saminggu datang deui darah, tah eta teh kaasup darah haid, atuh jaman sucina ngan saminggu.

3.    Antara nifas sareng nifas;
Istri ngalahirkeun tuluy nifas, nuju nifas dialap suka (diwathi’), kaleresan teras hamil, berarti istri nifas bari hamil.
Upama tea mah kakara saminggu saat tina nifas teras ngalahirkeun (karuron), saba’da karuron teras nifas, atuh jaman sucina ngan saminggu.

Ari galibna jaman sucian eta ngitung kana ghalibna haid,
upama galibna haid genep dinten maka galibna sucian 24 dinten, upama galibna haid tujuh dinten maka galibna sucian 23 dinten. Jadi ringkesna mah galibna sucian sabulan dikurangan ku galibna haid.
Ari panglamina jaman sucian eta henteu aya batesanana. Malah sok aya istri salawasna tara haid tara nifas.

Rangkuman:
Pembagian darah anu kaluar tina farji:
1.    Darah haid,
zaman pangsakedapna kaluar darah haid sadinten  sawengi.
zaman galibna (pertengahan) kaluar darah haid genep atanapi tujuh dinten sinareng wengina.
Zaman panglamina 15 poe 15 wengi.

2.      Darah nifas,
Zaman pangsakedapna kaluar darah nifas nyaeta sakeclak.
Zaman galibna (pertengahan) kaluar darah nifas 40 dinten.
Zaman panglamina kaluar darah nifas 60 dinten.

3.      Darah istihadloh,
Zamana henteu tangtos, pokona mah luar tina bates haid sareng nifas eta darah teh darah istihadloh.

MUHIMMAH

Asal poko haid henteu kedah qodlo solat najan kaselang ku saatasal dina jero lingkungan 15 poe 15 peuting. Tapi aya anu wajib diqodloan nyaeta dina gambaran:
1.    Upama waktu solat tumanjing, tapi can ge solat kaburu datang haid, tah solat nu eta kedah diqodloan. Malahan maju ka hareup sareng asarna upama kaleresan eta waktu teh waktu lohor. ‘Elatna, sabab sah dijama’. Upami aya dina waktos magrib, maka ngodloan solatna magrib sareng isya.
2.    Upami dina saatna maka ngodloan solatna ngala ka pengker. Conto sapertos saat dina waktu asar tapi henteu kaburu solat asar da kaburu datang waktu magrib tur henteu kaburu susuci sabab waktuna akhir pisan. Eta solat asar wajib diqodloan oge mundur sareng lohorna. Upami saatna dina waktu isya, tapi henteu kaburu solat, maka eta solat isya wajib diqodloan oge mundur sareng magribna. Ringkesna, dina datang maju kahareup, dina saat mundur ka tukang. Tapi waktu subuh mah henteu ngala ka hareup henteu ngala ka tukang. ‘Elatna, sabab waktu subuh teu aya layan pikeun ngajama’na.
Atawa mimiti kaluar darah haid dina waktu asar atawa saat dina waktu duhur tapi henteu kaburu solat, tah nu diqodloan teh asar wungkul atawa duhur wungkul.



PANUTUP TINU NYUSUN IEU RISALAH

Alhamdulillah parantos tamat nyusu ieu risalah masalah bab haid, nifas, sareng istihadloh, namung mung ukur sabagian ageungna bae.
Nu diangge dasar panyan dakanana nyaeta Kitab Syarh al-Bajuri Juz Awal Pasal Haid.
Kalayan pitulung Gusti Allah oge kalayan qudrot irodat mantenNa tamat ieu risalah kaping 4 Jumadil Ula’ 1409 Hijriyah, kaleresan kaping 12 Januari 1989 Masehi.
Malar janten bantosan pikeun ngagampilkeun kanu dialajar susuci pikeun ibadah, terutami dina masalah solat sareng saom.
Ieu risalah mumkin aya lepatna, ku kituna mugi para wargi kersa ngalereskeunana.

Wasalam ti panyusun,
KH. Sholih Naashihin

TAMAT

sumber: http://www.facebook.com/note.php?saved&&note_id=331816176900197
newer post

PEPERTELAAN HAID, NIFAS, SARENG ISTIHADLOH (bagian 2)

0 komentar
BAB 3
PEPERTELAAN ISTIHADLOH

Ari ngaran istihadloh nyaeta kaluar darah dina luar waktu haid.
Gambaranana aya tujuh rupa:
1.    ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟْﻤُﺒْﺘَﺪِﺃَﺓُ ﺍﻟْﻤُﻤَﻴِّﺰَﺓُ:
Istri anu nembean bijil darah kalayan naliti kana eta darah, sahingga bisaa ngabedakeun kana sifatan darah.
Aya darah dlo’if (sakadar darah beureum), aya darah qowi (beureum pisan nepika semu hideung), kaluarna kapareng terus-terusan, sabulan, dua bulan, tilu bulan jeung saterusna.
Cara ngitung haidna nu doif direken istihadloh nu qowi direken haid.

  • Nu qowi direken haid saratna aya dua:
a.     Ulah kurang tina sapoe saapeuting.
b.    Ulah leuwih tina 15 poe 15 peuting.

  • Nu doif direken istihadloh lamun aya sarat dua:
a.     Ulah kurang tina 15 poe 15 peuting.
b.    Eta anu 15 poe 15 peuting teh kudu tuluy-tuluy.

Lamun henteu netepan kana sarat-sarat anu tos di tetelakeun, nu diitung haid dina sabulan-sabulana ngan sapoe sapeuting nyaeta dina mimiti tanggal bulan.
2.    ﺍَﻟْﻤَﺮْﺃَﺓُ ﺍﻟْﻤُﺒْﺘَﺪِﺃَﺓُ ﻏَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻤُﻤَﻴِّﺰَﺓِ:
Tegesna can ngarasa haid sakali-kali acan, ari kapareng kaluar darah terus-terusan, tapi henteu bisa ngabedakeun kana eta darah naha qowi atawa dlo’if, tah nu dihukuman haidna dina tiap bulan ngan sapoe sapeuting saperti dina anu bisa ngabedakeun tapi teu aya saratna.

3.    ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﻤﻌﺘﺎﺩﺓ ﺍﻟﻤﻤﻴﺰﺓ:
Istri anu sok biasa kaluar darah (haid) kari-kari kaluar darahna terus-terusan luar tina biasa sasari, diana kaluarna darah anu terus-terusan kapareng bisa ngabedakeun antara qowi sareng dio’if, tah dina ngatur netepkeun haidna, nu qowi hukuman haid upama henteu kurang tina sapoe sapeuting jeung henteu leuwih tina 15 poe 15 peuting, nu dloif hukuman istihadloh.
Jadi ngahukuman haid teh lain ku adat kabiasaana tapi ku ngareken lobana getih qowi.
Misal, upama tea mah keur normal sok kaluar lima poe, sedengkeun darah nu qowi tujuh poe, maka nu dihukuman haid teh tujuh poe lain lima poe, kajaba mun akur lobana darah qowi sareng adat kabiasaan.
Saperti kabiasaan keur normal sok lima poe kari-kari dina waktu keur teu normal nu qowina lima poe, tah nu dihukuman haidna teh lima poe, sabab akur darah qowi jeung kabiasaana, poe anu sasesana dina sabulan-sabulana direken darah istihadloh. Atuh hukuman suci, maka kawajiban teu beda saperti istri  anu suci bae dina pada wajib solat, puasa jeung sajabana.

4.    ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﻤﻌﺘﺎﺩﺓ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻤﻴﺰﺓ:
Istri biasa kaluar haid (normal) kari-kari kapareng kaluar darah terus-terusan bari henteu bisa ngabedakeun darah antara anu qowi sareng anu dlo’if, cara ningal darah teh mung sarupa, boh beureum wungkul atawa hideung wungkul, sahingga sifatan darah henteu beda-beda. Cara ngitung haidna akurkeun kana adat kabiasaanana bae, mun tea mah dina keu biasa nu normal kaluar darah teh sok lima poe, kaluar dina tanggal hiji, tah nu direken haid teh ti tanggal hiji tepi tanggal lima. Sesana direken istihadloh bae, atuh kawajiban teu beda saperti anu suci bae.

Catetan: 
Upama teu inget kana ukuran lobana poe, duka sok sabaraha poe, atawa teu inget iraha mimiti kaluarna duka sok tanggal sabaraha, tah eta ngahukuman haidna dina gambaran ka lima insya Allah engke di payun, nyaeta dibere hukuman dua (suci sareng haid). Tingali bae dina gambaran ka lima.

5.    ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﻤﻌﺘﺎﺩﺓ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻤﻴﺰﺓ ﺍﻟﻨﺎﺳﻴﺔ ﻟﻌﺎﺩﺗﻬﺎ ﻗﺪﺭﺍ ﻭ ﻭﻗﺘﺎ:
Istri geus biasa kaluar darah , kari-kari saba’da kitu kaluar darahna terus-terusan luar ti biasa sasaritepi kana darah henteu bisa ngabedakeun antara qowi sareng dlo’ifna. Kana waktu kaluarna poho duka sok tanggal sabaraha, lilana poho duka sok sabaraha poe, mangka cara ngahukumanana ditetepkeun dua hukum:
a.     Dihukuman suci, atuh wajib solat, puasa saperti anu suci bae.
b.    Ditetepkeun hukum haid, atuh paharaman kanu haid ulah dilakonan, sapeerti haram dialap suka , haram cicing di masjid, haram maca quran kajaba anau bertalian jeung bacaan solat dina keur solat, haram sujud tilawah, sujud sukur, haram towaf, haram nyabak quran.
Panambih:
Pangna kakeunaan dua hukum (suci sareng haid) sabab mumkin eta darah anu kaluar teh darah istihadloh, atuh hukum direken keur suci.  Oge mumkin darah nu kaluar teh darah haid, atuh direken haid.
Catetan:
1.    Dina cara ngalaksanakeun solat, saban-saban ba’da ngalaksanakeun solat kudu adus heula, sabab mmumkin darah haid geus saat nu keur kaluar mah darah istihadloh, kajaba lamun inget kana waktu saat haid anu keur biasa normal.
Upama tea mah inget keur waktu biasa sok saat dina waktu magrib, tah adus teh dina tiap-tiap waktu rek solat magrib dina anu sejena mah cukup ku wudu wungkul, jadi adusna teh dina sapoe sapeuting sakali dina tepung eta waktu, mun inget saatna waktu isya adus teh ba’da solat isya wae jeung saterusna-saterusna.
2.    Dina cara ngalaksanaakeun puasa, upama tea mah kaleresan sasih saom bari qodlona kontan (keur ngadarah keneh) henteu ngadagoan cageur, atawa didago cageur, tapi henteu daek wae cageur, tah puasana teh kudu dua bulan jeung genep poe, sabulan dina bulan puasa, kadua bulana saba’da bulan puasa, tuluy tambahan ku genep poe.
Pangna kudu dua bulan, sabab puasa nu sabulan tehnembe dietang opat belas dinten , margi nyandak kana etangan haid anu pangseueurna (15 dinten). Atuh ku puasa sasasih teh nembe kenging 15 dinten, sabab pasti dina tiap-tiap sasih oge aya haidna aya sucina. Ieu 15 dinten teh upami kaleresan kaluarna dina waktu subuh atawa waktu maghrib.
Upama kaluarna dina tengah wengi atawa tengah dinten, pasti ngajejegkeun 15 dinten teh ngala kana 16 dinten. Atuh anu kagangggu dina sssasih 16 dinten, da henteu aya istilah puasa satengah dinten. Atuh jumlah puasa dua bulan, dina tiap sasih nembe kenging 14 dinten, jumlah dina tiap bulan: 2x14 dinten=28 dinten, kana sabulan kirang dua dinten deui.
Cara ngahasilkeun puasa anu dua bulan deui: puasa ti tanggal 1-3, tanggal 4 liren dugi ka tanggal 15, tanggal 16-18 puasa deui, jadi jumlah puasa 6 dinten.
Pangna kudu dina tanggal 1-3 sareng dina tanggal 16-18, sabab bakal nyorang kana zaman suci ku eta anu genep dinten, najan haid ti mimiti tanggal sabaraha wae, pasti bakal meunang nu dua poe ku salah sahijina anu genep poe.

6.    ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺬﺍﻛﺮﺓ ﻟﻌﺎﺩﺗﻬﺎ ﻗﺪﺭا لا ﻭﻗﺘﺎ:
Istri anu tos biasa kaluar haid,kari-kari kaluar darah anu terus-terusan ngan inget kana adat kabiasaan waktu keur normal.
Conto upama tea mah inget kaluar haid teh sok lima poe ngan ari tanggalna mah teu inget duka sok ti tanggal sabaraha, ngan inget ari kaluar haid teh sok dina jero lingkungan puluhan anu awal (tanggal hiji dugi ka tanggal 10).
Malah aya deui nu inget tanggal hiji mah suci sedengkeun haid sok lima poe, tah nu ditetepkeun hukuman haid dina tanggal genep kalayan direken yakin, dina tanggal hiji, tanggal 11 tepi ka tanggal 30 eta direken yakin suci.
Nu yakin suci direken suci, nu yakin haid dibere hukuman haid, nu ihtimal dibere hukuman dua hukum, nyaeta hukum suci sareng haid. Sakumaha anu aya dina gambaran ka lima.
Ari nu ngaran ihtimal nyaeta pantes kana suci pantes kana haid.

7.    ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺬﺍﻛﺮﺓ ﻟﻌﺎﺩﺗﻬﺎ ﻭﻗﺘﺎ لا ﻗﺪﺭا:
Istri anu sok biasa haid, kari-kari kaluar darahna terus-terusan tapi inget keur waktu cageur. Conto, ari kaluar haid sok ti tanggal hiji tapi duka sok sabaraha poe. Dina cara ngahukuman haidna nyaeta nu dihukuman haidna ngan sapoe sapeuting dina waktu sabulan, dina tanggal dua dugi ka tanggal 15 diihtimalkeun, tegesna dibere dua hukum, nyaeta hukuman haid atawa suci.
Aturan puasa sareng solatna eta sakumaha anu aya dina gambaran ka lima, ti tanggal 16 dugi tanggal 30 hukuman suci, atuh kawajiban sakumaha ka istri anu keur suci bae.
**

BERSAMBUNG...

sumber: http://www.facebook.com/#!/notes/mang-isur/pepertelaan-haid-nifas-sareng-istihadloh-bagian-2/331814616900353
newer post

PEPERTELAAN HAID, NIFAS, SARENG ISTIHADLOH (BAGIAN 1)

0 komentar
MUQODIMAH

ﺑِﺴْﻢْ ﷲِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّٰﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻧِﻌَﻤِﻪِ ﺍﻟْﻜَﺎﻣِﻠَﺔِ ﻭَ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ ﻭَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺫِﻯ ﺍْﻷَﻭْﺻَﺎﻑِ ﺍﻟْﻜَﺎﻣِﻠَﺔِ ﻭَﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻧَﺎﻟُﻮﺍ ﺍﻟﺬَّﺭَﺟَﺎﺕِ ﺍﻟْﻌُﻠْﻴَﺎ ﺑِﺎﻟﺴَّﺒْﻖِ ﻓِﻰ ﻧُﺼْﺮَﺓِ ﺍﻟْﻤِﻠَّﺔِ.
(ﺃﻣﺎﺑﻌﺪ)

Istri pameget wajib terang kana aturan hukum darah haid, nifas sareng darah istihadloh. Margi ari istri kanu janten pameget eta teh amanah ti Gusti Allah, upami henteu leres ngurusna maka pameget bakal kabawa cilaka di payuneun Gusti Allah.
Masalah haid aya hubunganana sareng bab solat, bab saom, bab susuci, bab tolak sareng ‘iddah. Upama henteu terang aturanana, maka moal bisa ngatur kana kadudukan hukumna.
Kusabab kitu mangka cobian telaah ieu catetan. Insya Allah bakal ngartos kana aturan haid, nifas sareng istihadloh, margi seueur pisan jungjang karawatna.

قَالَ النَّبِىُّ ﷺ: اِتَّقُوا ﷲَ فِى النِّسَآءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ ﷲِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ بِكَلِمِةِ ﷲِ. رواه مسلم

Hartosna: Kudu ngariksa aranjeun kana aturan hukum anu aya sangkut pautna sareng istri (diantarana hukum haid, nifas sareng istihadloh). Jeung halal anjeun ngalap suka kalayan make perjalana hukum Allah.

Masalh haid, nifas sareng istihadloh bersangkutan sareng susuci oge zaman suci. Maka moal leres ibadah solatna sareng moal halal dialapsuka ku carogena (diwatina).
**

BAB 1
HUKUM

1.      Istri anu haid atanapi nifas solatna teukedah diqodoan tapi saom mah kedah diqodoan mun tea mah kaleresan sasih saom.
قَالَتْ عَاﺋِسَةُ: كَانَ يُصِبْنَا ذٰلِكَ فَنُـﺅْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَ لَاﻧُﺅْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ. رواه مسلم

2.    Istri nu istihadloh wajib solat wajib saom, malihan aya istri anu tiap ba’da sholat kedah adus heula. Penjelasanana insya Allah engke dipayun.
قَالَتْ عَاﺋِسَةُ: اِسْتَفَتَتْ أُمُّ حَبِيْبَةَ بِنْتُ جَحْشٍ رَسُوْلَ ﷲِ ﷺ إِنِّى أُسْتُحَاضُ, فَقَالَ إِنَّمَا ذٰلِكَ عِرْقٌ فَاغْسِلِى ثُمَّ صَلِّى! فَكَانَتْ تَغْتَسِلُ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ.

3.    Kenging paantel ka istri anu nuju haid antara bujal sareng tuur asal ditilaman, tapi upami sanes antara bujal sareng tuur sanajan henteu ditilaman eta kenging.
عَنْ مَيْمُوْنَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ ﷲِ ﷺ يُبَاشِرُ نِسَاﺋَﻪُ فَوْقَ الْإِزَارِ وَ هُنَّ حَيْضٌ.

4.    istri anu nuju haid tiasa sasarengan kulem sareng carogena.
قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: بَيْنَمَا أَنَا مُضْطَجِعَةٌ مَعَ رَسُوْلِ ﷲِ ﷺ فِى الخَمِلَةِ إِذْ حِضْتُ فَانْسَلَلْتُ فَأَخَذْتُ ثِيَابِ حَيْضَتِى , فَقَالَ لِى رَسُوْلُ ﷲِ ﷺ أَنَفِسْتِ ؟ قَالَتْ نَعَمْ, فَدَعَانِى فَاضْطَجَعْتُ مَعَهُ. رواه مسلم 

5. pangharaman pikeun anu haid:
a. solat fardu atawa sunat.
b. puasa pardu atawa sunat.
c. maca Quran.
d. nyabak Quran.
e. cicing di masjid.
f. thowaf pardu atawa sunat.
g. di wathi.
h. dialapsuka antara bujal sareng tuur.

6. fardu adus:
a. niat,
lafadna: نَوَيْتُ رَفْعَ الْجِنَابَةِ عَنِ الْحَيْضِ/عَنِ النِّفَاسِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالٰى
(bareng jeung ngocorkeun cai kana badan)
hartosna: niat abdi adus ngilangkeun junub/hadas ageung tina haid/nifas fardu karana Allah ta’ala.
b. ngilangkeun heula najis anu aya dina dzohir badan samemeh prak adus.
c. ngocorkeun cai kana sakabeh badan (kulitna, rambutna dugi ka jero gelung, kukuna, handapeun kukuna).
d. kubul dubur betenkeun meueusan bari dikumbah.

7. pasunatan adus:
a. wudu heula kalawan niat ngalaksanakeun pasunatan adus, lafadna: نَوَيْتُ الْوُصُوْءَ لِسُنَّةِ الْغُسْلِ لِلهِ تَعَالٰى
b. sakur anu katepi ku leungeun gosokan.
c. tuluy-tuluy.
d. heulakeun manjur sirah, tuluy kana badan beulah katuhu.
e. tilu balikan.
f. kubul dubur kumbah heulasarta betenkeun meueusan.

Catetan: 
Upami henteu sah adusna, maka henteu sah solatna oge haram dialap suka ku carogena mun masih aya anu kaliwat sanajan mung saukuran satotol sagede beunyeur.

Kumargi sakitu wajib ka istri sareng pameget taliti dina adus bilih aya anu kaliwat, sabab bahaya margi nyangkut kana peribadahan sareng paharaman-paharaman kanau nuju haid.
**

BAB 2
PEPERTELAAN HAID

وَﻳَﺴْﺌَﻠُﻮْﻧَﻚَ ﻋَﻦِ الْمَحِيْضِﺻﻠﮯ  ﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺃَﺫًﻯ ﻓَﺎﻋْﺘَﺰِﻟُﻮﺍ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀَ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻤَﺤِﻴْﺾِﺻﻠﮯ ﻭَﻻَﺗَﻘْﺮَﺑُﻮْﻫُﻦَّ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻄْﻬُﺮْﻥَ ﺻﻠﮯ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺗَﻄَﻬَّﺮْﻥَ ﻓَﺄْﺗُﻮْﻫُﻦَّ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﺃَﻣَﺮَﻛُﻢُ ﷲُج ﺇِﻥَّ ﷲَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟﺗَّﻮَّﺍﺑِﻴْﻦَ ﻭَﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺘَﻄَﻬِّﺮِيْنَ (ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ: ۲۲۲)

Hartosna:  “Jeung kaom-kaom bakal nanyakeun ka anjeun Muhammad tina hukum haid. Pok caritakeun ku anjeun: haid teh panyakit, kukituna kudu ngajauhan (ulah paantel ulah dialap suka antara bujal sareng tuur) sahingga saat haidnasarta tos adus, upama geus beresih (geus adus) pek alap suka dinu sakumaha nu diparentahkeun ku Allah ka maraneh kabeh, saestuna Allah mikaresep kanu tarobat sareng kanu bareresih.”
(QS. Al-Baqoroh: 222)

ﺣﺪﺛﻨﻰ ﺍﺑﻮ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮ ﺍﺧﺒﺮﻧﺎ ﺍﺑﻮ ﻭﻫﺐ ﻋﻦ ﻣﺨﺮﻣﺔ ﻭﺣﺪﺛﻨﺎ ﻫﺎﺭﻭﻥ ﺑﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺍﻹﻳﻠﻰ  ﻭ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻴﺴﻰ ﻗﺎﻻ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﻭﻫﺎﺏ ﺍﺧﺒﺮﻧﻰ ﻣﺨﺮﻣﺔ ﻋﻦ ﺍﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﻛﺮﻳﺐ ﻣﻮﻟﻰ ﺍﺑﻦ ﻋﺑﺎﺱ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖ ﻣﻴﻤﻮﻧﺔ ﺯﻭﺟﺔ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﷺ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﷺ ﻳﻀﻄﺠﻊ ﻣﻌﻰ ﻭﺃﻧﺎ ﺣﺎﺋﺾ ﻭ ﺑﻴﻨﻰ ﻭ ﺑﻴﻨﻪ ﺛﻮﺏ. ﺭﻭﺍه ﻣﺴﻠﻢ 

Maksud hadist ieu Kanjeng Nabi kantos kulem sareng bojona (Siti Maemunah) nuju haid tapi henteu paantel da dihalangan ku anggean.
Ieu hadist nandakeun kana meunangna sare sareng bojo anu nuju haid asal ulah paantel antara bujal sareng tuur ulah dialap suka.

BAB 2.1
DARAH ANU KALUAR TINA FARJI

Darah anu kaluar tina farji aya tilu rupa:
1.    Darah haid.
2.    Darah istihadloh.
3.    Darah nifas.

Rupana darah aya lima rupa:
1.    Hideung.
2.    Beureum.
3.    Koneng.
4.    Kiruh.
5.    Herang.
Sadayana oge kalebet kana darah haid upama henteu keu kurang tina sapoe sapeuting jeng henteu leuwih tina lima belas poe lima belas peuting.

Anu disebut darah haid:
1.    Sarat istrina kudu geus umur salapan taun paling saeutik atawa kurang tina 15 poe kahandap.
2.    Lain ladang panyakit.
3.    Netepan kana pelaturan anu geus ditetepkeun ku hukum anu bakal dijelaskeun insya Allah dipayun.

BAB 2.2
ZAMAN HAID

1.    Zaman haid pangsaeutikna kudu aya sapoe sapeuting (24 jam). Upami kurang tina 24 jam eta sanes getih haid. Ieu zaman nu disebat pangsaeutikna zaman  haid.
Pangna dipatok ku 24 jam sabab sok aya kaluar haid lain dina mimiti poe/mimiti bijil fajar.
2.    Zaman galibna/pertengahan genep poe atawa tujuh poe sarta peutinganana, tapi zaman nu sakitu tetep jumlahna ulah kurang tina 24 jameun, lamun kurang lain darah haid tapi darah istihadloh (darah panyakit).
3.    Zaman aksar/panglobana 15 poe 15 peuting. Sabab sok aya kaselang saat sakapeung. Ieu oge tetep kudu aya 24 jameun, saupami kurang tina 24 jam sanes darah haid.

Ieu pantepan hukum ti Imam Syafi’i kalayan hasil istiqro’ (hasil tina panalitian).

Catetan:
1.    Kaasup kaluar darah haid najan henteu ngocor asal mun farji diusap ku kapas aya tapak beureum dina eta kapas.
2.    Upama kurang tina sapoe sapeuting atawa leuwih tina 15 poe 15 peuting eta lain haid.
3.    Dina sela-sela saat cara dua poe kaluar dua poe saat tuluy kaluar deui eta sela-selana tiasa dilebetkeun kana zaman haid asal aya dina sajeroeun 15 poe 15 peuting.
4.    Upama saat padahal can tepi kana bilangan poe nu sasari tuluy ngantosan kaluar deui , kari-kari henteu kaluar deui. Tah semet saat nu tadi maka solat kudu diqodloan, najan galibna tara sakitu poe.
Conto:
a.    kaluar sapuluh poe, saat dua poe, tuluy datang deui dua poe. (jumlah lobana waktu haid: 10+2+2=14 poe), eta kaasup zaman haid keneh.
b.    Kaluar sapuluh poe, saat lima poe, tuluy datang deui sapoe atawa leuwih.
(jumlah lobana waktu haid: 10+5+1=16), tah anu leuwihna tina 15 poe eta ngarana darah istihadloh, lain darah haid.

BERSAMBUNG...

sumber: http://www.facebook.com/#!/notes/mang-isur/pepertelaan-haid-nifas-sareng-istihadloh-bagian-1/331804846901330
newer post

Selasa, 27 Maret 2012

Pondok pesantren Al-Mujtahidin Ciamis

0 komentar
Alamat: Blok Karangsari, Karang Anyar rt 27 rw 04, desa Suklamulya, kec. Purwadadi, kab. Ciamis, Jawa Barat 46382.
 





newer post

Selasa, 20 Maret 2012

RAHMATAN LIL ‘AALAMIIN

0 komentar

oleh Mang Isur



Aku tinggalkan ditengah-tengah kalian dua perkara. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnahku (hadits).”
(HR. Malik, derajat hadits ini hasan)


Suatu ketika di tanah Madinah. Matahari berangsur kian meninggi, sementara pintu rumah Rasulullah saw. Masih tertutup rapat. Di dalamnya Rasulullah saw. Sedang terbaring lemah ditemani  oleh puteri tercinta, Fatimah. Keningnya berkeringat membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang mengucap salam. “Bolehkah saya masuk?” Fatimah r.a. tidak mengizinkan, “Maaf, ayahku sedang sakit.” Lalu ditutupnya pintu. Ketika kembali menemani ayahnya, ternyata beliau mengetahui dan bertanya, “Siapakah itu wahai putriku?” “Aku tak tahu ayah, sepertinya baru kali ini aku melihatnya.” Tutur Fatimah. Mendengar jawaban puterinya, Rasulullah saw. menatapnya denngan pandangan penuh kasih dan menggetarkan hati, seraya berkata, “Ketahuilah wahai puteriku, dialah yang menghapus kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah Izrail, malaikat maut.” Fatimah  r.a. menangkupkan kedua telapak tangan seraya menutup wajahnya dan menahan luapan tangis.
Malaikat maut menghampiri, namun Nabi saw. Bertanya mengapa Jibril tidak ikut serta. Lalu dipanggillah Jibril yang sudah siap di langit dunia menyambut ruh kekasih Allah. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasulullah saw. Dengan suara amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka lebar menanti kedatanganmu.” Jawab Jibril. Tapi jawaban itu tidak membuat Rasulullah saw. lega.  Pandangannya menatap cemas. “Wahai kekasih Allah, tidakkah engkau senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril.
“Kabar kepadaku, bagaimana nasib umatkku kelak.”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku, Ku haramkan surga bagi siapa saja kecuali umat Muhammad telah di dalamnya.” Jawab Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melaksanakan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah saw. Ditarik sehingga tubuhnya bersimbah peluh dan urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini.” Lirih Rasulullah menahan sakit. Fatimah memejam mata, Ali menunduk sedalam-dalamnya, Jibril memalingkan muka. “Jijikkah engkau melihat sehingga kau palingkan wajahmu, Jibril?”
“Siapa yang tega melihat kekasih Allah direnggut ajal?” ucap jibril.
Sesaat kemudian terdengar Rasulullah saw. Memekik karena sakit yang tak tertahankan. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.” Tubuh Rasulullah mulai dingin, kaki dan dada beliau sudah tak bergerak. Bibir beliau bergetar seakan hendak menyampaikan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinga beliau. “uushikum bisshalaati, wa ma malakat aimanukum (peliharalah shalat  dan santuni orang-orang lemah diantaramu).”
Fatimah menutup tangan ke wajahnya sementara Ali kembali mendekatkan telinga ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan, “Uumatii, uumatii, uumatii.”
Sementara diluar para sahabat berpelukan dan menangis. Manusia agung mulia uyang mereka cintai telah kembali kepada Sang Kekasih. Umar ibnul Khaththab r.a. merasa belum juga menerima kenyataan itu. Diacungkan pedangnya sambil berteriak, “ Siapa yang mengatakan Rasulullah telah wafat akan ku bunuh!”
Namun dengan bijak Abu Bakar r.a. menyikapi, “Siapa yang menyembah Muhammad, sesungguhnya ia telah tiada, namun siapa menyembah Allah, maka Ia Mahakekal.”
Betapa tulus cinta Rasulullah saw. kepada kita. Di antara sakaratul maut beliau hanya kita yang diingat. Betapa tulus perjuangan dan pengorbanan Rasulullah saw., hanya berharap dapat memberi kebaikan kepada umat beliau.

***********
newer post

Rabu, 14 Maret 2012

CEURIK RAHWANA

0 komentar

oleh Mang Isur


Kenging: Irman Noorhafituddin

Tengah peuting keur jemplang-jempling, Rahwana nguliat hudang kusabab hayang ka cai. Beuteungna ngurubuk, eusi beuteung baruntak kusabab haying gancang kaluar. Biwir dower Rahwana nyengir kusabab nahan kanyeri, dua leungeuna tipepereket nyekel beuteung nu terus-terusanan ngusial. “Beu cilaka”, gerentes hate Rahwana. Manehna humarurung nyorangan di kamar kontrakan. Rek ka cai sieun ku jurig, ma,lum manehna teh jalma pangborangana saalam pawayangan.
Teu ku hanteu, tadi beurang manehna teh tas ti imah Nyai Kris, randa beunghar, apel tidituna mah. Sarerea geus pada apal, yen Rahwana jeung Nyai Kris teh aya pakait ati nu kacida romantisna. Rahwana, mahasiswa semester akhir nu keur butuh biaya. Beungeut goreng patut dijieun modal melet Nyai Kris.  Nya batu turun keusik naek. Ari Nyai Kris geus bosen meunangkeun nu kasep, pajarkeun teh  hayang nyobaan boga kabogoh nu goreng patut. Dasar milik , prok panggih jeung Rahwana pisan.
Ari Nyai Kris, karesepna trh baso tahu nu lada kacida. Sakali balanja keur saminggueun. Antukna unggal Rahwana apel kapaksa kudu marengan dahar barang lada eta. Teu apaleun yen Rahwana boga kasakit peujit. Teu kaop ngadahar anu lada beuteungna sok langsung ngusial.
Kunaon Rahwana nekad? Bogoh! Modalna mah. Jelema nu katureleng cinta tea, teu ngabibisani.
Keur anteng ngararasakeun kanyeri, geleber aya nu hiber ka jero kamarna. Rupana hideung lestreng. Puguh be Rahwana reuwas lain meumeueusan. Awakna ngadegdeg, kesang badag jeung nu lembut ngorolok  sakujur awakna nu cadu mandi. Panon molotot, sungut calawak. Pikawatireun pisan ningali kaayaanna harita teh.
Saenggeus pangacianana ngumpul deui, ras manehna inget kana jampe pamake anu diwariskeun ti akina almarhum baheula.
Gorolang dibaca tarik pisan. Kieu uninghana, “ sima aing sima maung, aing kasima ku maung. Lol belut badag kadieu urang urekan. Golosor…golosor… Leok ka kenca, leok ka katuhu. Ku aing huluna diprek-prek. Ngek…ngek!”
Teuing jampe anu matih, duka eta mahluk karunyaeun ningal Rahwana, geleber kaluar deui bari ngomong “Dikantun, a!” cenah.
Kocap kacarita, isukna rahwana geus saged rek kuliah. Mun teu salah, Psikolog Cinta  nu diajarkeun ku Ki Dosen Arjuna. Manehna sieun kabeurangan deui jiga minggu kamari. Diusir, pedah telat sajam satengah. Teu pira. Dasar dosen killer. Ari rek ngalawan sieun teu lulus deui wae. Arjuna mah kasohor teu bisa diajak kolusi, kajeun dibere duit dua karung recehan, tetep teu narima. Tah lamun ku awewe, tyong boro ditawaran. Sanajan henteu ge sok ngahagalkeun neangan.
Biasana lamun rekl kuliah the, manehna sok nyimpang heula ka Nyai Kris. Tapi harita mah, duka bet kumaha bet kacida horeamna.
Nya langsung wae ka kampus teu kungsi sumpang-simpang.
Datang ka kampus, kasampak mahasiswa babaturanana keur aluprek ngobrol. Ki dosen can kasampak, biasana mah sok tara telat. Puguh be, keur mahasiswa mah kasempetan jang ngarumpi. Kitu deui Rahwana langsung ngagabung jeung  Gedeng Pramoni, Astrajingga, Dewi Ratih katut cep Abi Manyu. Parat nepika beak waktuna Ki Dosen can jol keneh wae. Antukna kabeh  sapuk baralik. Aya nu ka kaler, ka kidul, ka kulon, ka wetan, ka luhur jeung ka handap. Anehna the, sugan aya nu kuciwa, ieu mah kabeh katingalna acuh. Nu penting lulus, kitu pikiranana.
Dina lawang panto kelas, Gedeng Pramoni ngajewang leungeun Rahwana, rek ngajak ka kantin heula cenah, sakalian hayang ngobrol. Dasar jalma kurang modal, atoh wae nu aya, lumayan bisa jajan gratis pokna teh.
“Lain ari didinya teh  geus sabaraha lila hahadean jeung Si Nyai Kris teh?” Gedeng Pramoni  nanya ka sobatna.

Ditanya kitu the Rahwana ngahuleng sajongjonan. Panona neuteup seukeut ka Gedeng bari pok ngomong antare, “Ke lanan, naon maksud you nanya masalah pribadi kuring? Asa rareuwas ieu teh, moal kitu timburu?”
“Kamu mah, dibawa serieus kalah ngajak ngabanyol. Naha can ngadenge isyu nu pangakhirna katarima ku Badan Intelejen Isyu Nasional?” Gedeng Pramoni jadi nyorongot ngomongna.
“Beja naon yeuh?” Rahwana nyerengeh jebleh.
Ieu jelema jiga nu kurang informasi, gerentes hate Gedeng. Rey, aya rasa rujit campur karunya. Bejakeun entong, entong bejakeun, hatena sabil. Lamun dibejakeun tangtu bakal piributeun. Lamun henteu piraku teu solider ka babaturan. Ah, bejakeun weh. Hatena mimiti nekad. Kumaha engke, engke kumaha. Perang nya perang, cicing nya cicing.
“Yeuh Rahwana, maneh ulah bonge teuing ceuli teh. Naha can ngadenge beja yen Si Nyai Kris teh nyeleweng ka Ki Arjuna, Dosen urang tea?”
Lamun aya gelap, jigana moal leuwih tarik tibatan beja eta keur Rahwana. Jajantungna sakedapan eureun, teu lemek teu nyarek, ngan ngudupruk manehna teu inget di bumi alam, katurelengan.
Inget-inget manehna geus aya di rumah sakit, sirahna dicueuhan ku air keras nepika ngebul. Leungeun jeung sukuna ditalian kana ranjang, sabab terus-terusan ngamuk. Teu kaop aya perawat awewe, digeroan, Nyai Kris. Kusabab panyakitna tambah parna, nya dibawa ka kamar mayit, sina tapa.
Dasar dongeng, tina nyeri hate nu kacida parna, nya nimbulkeun hiji kakuatan nu teu aya bandinganana. Manehna jadi buas alah batan sato. Nyeri ku awewe, ubarna kudu ku awewe deui. Rek parawan, rek randa, atawa geus klaki rabi. Disikat kabeh. Loba kasusna. Nu panganyarna, kabejakeun cenah rahwana nyulik pamajikan Prabu Rama Wijaya, Dewi Shinta.  Teu bisa disalahkeun kitu wae, bongan baheula manehna dinyenyeri batur. Tungtungna manehna boga tekad hayang nganyenyeri sing saha wae jelema nu boga awewe. Nu kudu disalahkeun mah jigana Arjuna, coba lamun Nyai Kris, enya kabogoh Rahwana baheula henteu direbut Arjjuna. Meureun moal aya beja Rahwana jahat ka awewe.
Malah mah, Ujang Hermansyah pribadi, popotongan Nyai Kris tea, sarua nyalahkeun Arjuna. Para tokoh dunya sapuk rek ngayakeun balitungan jeung nagara Madukara.
Ceurik Rahwana  sarua jeung ceyurik rakyat Madukara, Rahwana kaleuleungitan awewe, rahayat Madukara leungiteun dahareun jeung sagala rupa kabutuhan hirup.
Duh awewe…!!
Ki Dalang beakeun carita, tutup lawang sigotaka.
Eng…ing…eng!!
***
newer post

Hikayat Si Uyut

0 komentar

oleh Mang Isur 

 

Oleh GODI SUWARNA
SEBUAH kentongan kahot tersandar begitu santai di depan tabel alias pos ronda kampung kami. Si Uyut, begitulah kami menyebut kentongan itu. Olot Onah, orang tertua di kampung kami, tidak bisa mengatakan dengan pasti tahun berapa si Uyut dilahirkan ke dunia. Si Uyut ini berukuran sangat besar, kira-kira tiga deupa, dengan lingkar tengahnya sepelukan orang dewasa, terbuat dari galeuh nangka yang sangat kuat dan tahan rayap. Semakin tahun, Beliau semakin serupa dengan raja manten yang telah kehilangan dangiang-nya, tampak selalu lesu meskipun tubuhnya tetap mengkilap.
Pada masa-masa jayanya, si Uyut adalah kentongan kebanggaan kami. Suaranya yang sangat keras dan agem tidak tertandingi oleh kentongan manapun juga di desa kami. Tidak sembarang orang boleh nabeuh si Uyut. Hanya lurah, aparat desa, dan para peronda sajalah yang diperkenankan. Dengan beragam cara menabuhnya, yang masing-masing memiliki maksudnya sendiri-sendiri, si Uyut adalah satu-satunya penyebar berita penting untuk segenap warga kampung, bahkan kaemper-emper juga jauh ke kampung-kampung patarenggang di desa kami yang terpencil.
Di masa lalunya itu, entah sudah berapa kematian, kebakaran, longsor, banjir, gangguan keamanan, dan lain-lainnya lagi, yang telah diberitakan si Uyut. Belum lagi tugas rutinnya sebagai penanda waktu di senyap malam, berhubung tidak semua warga kampung memiliki jam tangan, weker, apalagi jam dinding. Juga kabar bencana bagi peronda, bila si Uyut dikurilingkeun. Artinya, aparat desa memanggil peronda yang belum hadir di tabel. Dampratan, lari keliling kampung, atau direndam di kolam adalah hukuman bagi peronda ynag mangkir dari tugasnya.
Konon, menurut kisah orang tua kami, si Uyut ini pernah berpindah tempat pada zaman revolusi, digotong beramai-ramai ke puncak bukit di ujung kampong, para pejuang biasa mempergunakan si Uyut untuk kepentingan mereka, menerima dan menyampaikan lagi berita berangkai. Hanya satu dua jenis pukulan saja yang dipahami oleh warga kampung, diantaranya adalah uaran bagi penduduk agar segera mengumpulkan nasi dan lauk-pauknya untuk para pejuang empat-lima itu yang konon selalu teramat gembul.
Bila si Uyut dititirkeun, itulah pertanda gawat darurat, bahwa pasukan Walanda sedang melongok-longok di sekitar desa kami. Lantas, segenap warga kampung pun terpontang-panting, terkadang bersama para pejuang bersembunyi di hutan hulucai yang angker.
Dengan dikawal oleh orang bersenjata, niscaya tentramlah batin penduduk di tempat persembunyiannya itu. Dan, apabila si Uyut telah mengumandangkan pertanda aman, warga kampung beserta para pejuang berbondong-bondong keluar dari tempat persembunyiannya, serupa sepasukan balatentara yang telah memenangkan sebuah peperangan besar.

PADA zaman gerombolan, banyak nian jasa si Uyut yang dirasakan oleh warga kampung kami. Hingga pada suatu malam, ketika si Uyut mengumandangkan pertanda aman, berduyun-duyunlah warga kampung keluar dari persembunyiannya dengan gembolan barang-barang berharganya. Sial dangkal, ternyata malam itu si Uyut dipukul oleh gerombolan yang teramat paham bahasa kentongan. Apa boleh buat, seluruh warga kampung serupa ikan masuk bubu, terpaksa menyerahkan barang-barang bawaannya. Maka, sejak saat itu, panakol si Uyut selalu dipusti-pusti serupa benda keramat, dan tabuhan pertanda aman selalu diganti-ganti sesuai kesepakatan.
Tatkala sepeker akhirnya masuk kampung juga, seiring baranang listrik di seantero pelosok desa. Maka, sedikit demi sedikit si Uyut pun kehilangan dangiang-nya. Sepeker yang semula dimaksudkan untuk memperkeras suara azan di masjid, akhirnya dimanfaatkan pula untuk menyampaikan segala macam berita. Berita-berita penting untuk keperluan umum atau kabar pribadi sejenis “Mang Udin diantos ku Bi Ijah di Warung Jambu” disebarkan oleh sepeker dengan lebih jelas dan keras.
Meskipun pada akhirnya Pak Kyai membatasi penggunaan sepeker dengan seketat-ketatnya, namun sebagian besar wibawa si Uyut telah terrenggut dan beralih pada benda canggih itu. Suara si Uyut yang dititirkeun hanya menjadi latar suasana ketir saja ketika sepeker mengabarkan berita kematian atau bencana. Berakhirlah tugas rutin si Uyut sebagai penanda waktu, lantaran inipun diambil alih oleh sepeker. Juga jam tangan, weker, malah jam dinding bukan lagi barang langka.
Dina hiji mangsa, anak-anak muda di kampung kami menemukan keasyikan tersendiri dengan sejenis barang baru yang disebut interkom. Inilah alat penerima atau penyebar berita yang lebih canggih ketimbang sepeker, apalagi si Uyut yang semakin terpuruk lesu. Pada zaman interkom inilah kampung kami berhiaskan rentangan kabel telanjang, menghubungkan rumah demi rumah, kampung demi kampung, bahkan merentang jauh ke desa-desa tetengga.
Siang-malam, anak-anak muda bergunjing tiada henti lewat benda yang kabelnya pakuranteng itu. Mungkin karena terlalu sering kasetrum, muda-mudi menjadi aneh tingkahnya. Kadang-kadang mereka lama menghilang. Kampung menjadi sepi. Lalu, tiba-tiba bergerombol di depan tabel, bertengkar habis-habisan karena berebut jalur atau apa, tak jarang diakhiri dengan pergulatan seru. Si Uyut pun pasti terkaget-kaget dibuatnya. Apalagi, konon, banyak perceraian dan kawin gurudug gara-gara barang yang mungkin saja bertegangan tinggi itu.


TAHUN berganti, zaman interkom lewatlah sudah. Lantas, si Uyut pun menjadi saksi nan bisu manakala anak-anak muda entragan baru yang sering nangkring serta bergunjing di tabel mulai asik dengan sejenis mainan baru, HP!
Pasti si Uyut bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan anak-anak muda itu. Lantaran tabel yang semula riuh rendah oleh perbincangan tentang keajaiban cocooan baru itu bisa tiba-tiba menjadi sepi bak ditengah astana geledegan ketika mereka asyik sendiri-sendiri, melakukan kegiatan senam jempol, mengirim SMS entah kepada siapa, dan entah untuk urusan apa. Dan, bila pulsa licin tandas, banyak juga yang lantas murang-maring di rumahnya masing-masing, lebih garang daripada bagong yang paling garong.
Perkara HP ini sempat juga membuat kami ngembang kadu ketika menonton pergelaran wayang golek di halaman baledesa. Saat Ki Dalang sedang sibuk-sibuknya ngocoblak, ternyata tiga orang Nyai Sinden malah asyik bersenam jempol, memijit-mijit HP-nya masing-masing ber-SMS ria.
Akhirnya, pada suatu hari yang tak terlupakan, terjadilah keributan luar biasa di kampong kami. Si Uyut raib tak tentu rimba! Semula, kami tidak begitu sadar akan kehilangan ini, karena nyaris tiada lagi orang yang memperhatikan Beliau. Setelah Olot Onah, orang tertua di kampung kami, walahwah-weuleuhweuh bagai orang kesurupan, barulah kami sejadi-jadinya ribut. Kapan, kenapa, dan kemana si Uyut pergi, itulah yang membuat kami bingung bukan kepalang.
Berbagai komentar segera saling bersilang. Ada yang berpendapat bahwa si Uyut dicuri oleh supir truk, kenek, dan beberapa orang kawannya, yang mobilnya mogok di depan tabel tiga malam yang lalu. Ada juga yang teramat yakin bahwa Beliau ngahiang, karena malam sebelumnya terlihat seberkas sinar benderang yang melesat dari bubungan tabel. Sedangkan bisik-bisik menyatakan, si Uyut telah dijual oleh anak-anak muda yang paling badeur di kampung kami, hasilnya dipergunakan untuk membeli pulsa. Tak pernah jelas.
Sejak kejadian itu, beberapa orang tua di kampung kami selalu tampak murung, linglung, dan bingung!***
TAMAT

Diambil dari  HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT, 24 OKTOBER 2004.

 

newer post

Selasa, 13 Maret 2012

WAKTU

0 komentar


oleh Mang Isur

24 jam dina sapoe sapeuting Allah swt. maparin waktu ka makhluka-Na.
Dina pada detik, menit, jamna akur Allah maparinkeunana teu aya nu dikurangan teu aya nu nu dileuwihan saeutik2 acan.
Tapi naha rarajeunan sok aya keneh nu nyarita, “24 jam urang dibere waktu ku Pangeran tapi rarasaan mah teu cukup, ti beurang urang usaha manehna milu usaha, tapi naha ningan nempo manehna mah kahirupana leuwih gampang, usahana leuwih lancar, rizkina leuwih babari tibatan urang padahal usahana mah akur jiga  urang, lamun dagang akur nu dijualna, lamun tani akur nu dipelakna, lamun buburuh akur nu dipigawena”.
Aya deui conto ti barudak santri , “Cicing di pasantren teu beda jauh waktuna, umurna teu anggang dina bilangana, katut dinu didaharna akur dinu dihuapkeunana. Dina pada sarua ngadahar liwetna, oseng gedang reujeungna, sambel goang katut pucuk daun nangka nu dipake pelengkapna, diamparkeun dina eblek wadahna, nu ceuk barudak santri tea mah opat sehat lima kamerekaan. Tapi kunaon geuning si eta mah kaciri leuwih ngarti, katenjo leuwih nyaho, karasa leuwih bisa tibatan urang. Naon atuh naon pangna bisa aya nu beda dina masalah ilmiyahna?” Ceuk si ujang santri bari ngagaroan budug dina pengpelanganana. Diantara salahsahiji sababna nyaeta “cara ngamanfaatkeun waktu di masing2 pribadina”.


Time is money, waktu adalah uang kitu ceuk urang inggrisna mah.
Hukama nyanggemkeun:
Alwaktu kassaiif in lam taqtha’hu qattha’aka, ari waktu lir ibarat pedang, umpama anjeun teu bisa motongkeunana mangka anjeun nu binasa ku lantarana.
Dua ungkapan diluhur ngisyaratkeun supaya urang ulah cicing, nangkeup harigu. Tapi urang kudu ngayakeun tindakan; gawe, usaha jeung berkarya.
Angot baranggawe dina Islam mangrupakeun ibadah, sakumaha diungkapkeun ku Abu A’la al-Maududi dina bukuna Towords Understanding Islam: pagawean kumaha wae upama sajalan jeung aturan Allah mangrupakeun ibadah.
Masih dina masalah waktu Allah swt. dina al-Quran suroh al-Ashr ayat 1-3 ngadawuhkeun: Demi waktu, saestuna manusa aya dina karugian, anging jalma2 nu airman jeung migawe amal kahadean, saling mere nasehat supaya turut kana kabeneran jeung saling mere nasehat supaya ngamalkeun kahadean.
Dawuhan Allah swt. diluhur ngisyaratkeun pentingna ngamanfaatkeun waktu pikeun ngalakukeun aktivitas.
Kecap ashr numutkeun Ibnu Katsir nyaeta: azzaman alladzi yaqo’u fiihi harokaat bani aadama min khoirin wa syarrin, waktu nu tumiba dinapadana aktivitas anak Adam nu mangrupa kahadean jeung kagorengan.
Sedengkeun numutkeun Quraish Shihab dina Wawasan al-Quran kecap ashr nyaeta rangkaian waktu ayeuna jeung nu bakal datang. Tina kumargi kitu, bisa kapaham yen Allah sumpah ku kalimah “demi waktu” salianti pikeun narik perhatian manusa tina naon nudisumpahkeunana, oge ngamotivasi pikeun urang supaya merhatikeun, ngatur jeung make waktu sahade2na.
Sabab, urang sarerea robah sesuai jeung perjalanan waktu. Pantes Ibnu ‘Umar mere wasiat: idza amsaita falaa tantadhirisshobaaha wa idza ashbahta falaa tantadhiril masaa,a; pagawean pasosore ulah didagokeun pikeun isuk2, jeung pagawean isuk2 ulah didagokeun pikeun pasosore.
Kunaon?
Jawabna: innal insaana lafi khusr, saestuna manusa aya dina karugian.
Lamun urang nyalse, leha2 dina waktu pasti urang bakal ngalaman karugian jeung kahancuran. Timbul pertanyaan, kumaha sangkan teu rugi? Ayat salajengna ngajawab: illa ladzina aamanuu wa ‘amilusshoolihaati, anging jalma2 nu airman jeung migawe amal kahadean.
Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqari dina Jubdat at-Tafsir Min Fath al-Qad ngajelaskeun: aiy jama’uu bainal iimaani billahi wal’amalisshalihi fainnahum fii rub’in laa fii khusrin, saumpama iman ka Gusti Allah maka urang asup kana golongan jalma2 anu beruntung, lain jalma2 anu rarugi.
Konsep iman jeung amal soleh ieu ibarat dua sisi keping mata uang nu moal bisa dipisahkeun. Manifestasi insan nu beriman maka bakal kaciri dina kualitas pagawean anu hade termasuk dina cara ngamanfaatkeun waktuna. Sakumaha dina suroh at-Taubah ayat 105 Allah swt. ngadawuhkeun: Jeung bejakeun ku anjeun (Muhammad), baranggawe aranjeun kabeh! Mangka Allah bakal nempo kana pagaweran aranjeun kabeh, nya kitu deui Rosul-Na jeung jalma2 nu ariman. Anjeun bakal dipulangkeun ka Gusti Allah anu apal kanu ghoib jeung nu nyata. Salajengna Allah bakal ngabejakeun ka aranjeun kana naon bae nu ku aranjeun dipigawe.

Wallohu a’lam…

newer post

Kamis, 01 Maret 2012

Nothing Else Matters

0 komentar

oleh Mang Isur


So close no matter how far
couldn't be much more from the heart
forever trusting who we are
and nothing else matters

Never opened myself this way
life is ours, we live it our way
all these words I don't just say
and nothing else matters
...

Jika ditafsirkan makna singkat dari empat baris kalimat paling atas kedalam selevel bahasa Indonesia adalah, "jauh di mata dekat di hati".
Hati bagi orang barat sana (atau mungkin di belahan bumi manapun) adalah tempat bersemayamnya orang2 yg kita kasihi dan sayangi. Jadi tidak ada penggambaran yg lebih dekat dan indah lagi untuk mewakili makna betapa seseorang itu begitu kita sayangi daripada posisinya yg ada di hati.
Hati itu selalu jujur yg selalu bisa kita percayai siapapun adanya kita, dan yg lain jadi tak begitu berarti lagi bila hati telah bicara.
Coba simak dan resapi pula baris kata "never opened myself this way" di atas. Opened di sana bisa bermakna terbuka dan membiarkan seseorang mengetahui banyak tentang diri kita dan menjadi bagian dari kehidupan kita.
Di sini ada faktor "percaya" yg mendalam pada ungkapan baris tersebut. Frase tersebut begitu dalam maknanya, "never opened myself this way". Hal yg seumur2 belum pernah dilakukannya, membuka diri bagi orang lain. Mungkin ibarat gunung es, ini saatnya ia luluh. Dan hanyalah sang kekasih hati yg mampu melakukannya.
Alhasil, ternyata anak2 Metallica pun luluh hatinya tatkala berurusan dengan yg namanya cinta.
Berbahagialah untuk kalian jika masih memiliki cinta.


Isur Almujtahidy
newer post
newer post older post Home